3 Virus Perusak Pacaran LDR
Apakah Anda ingin hubungan jarak
jauh Anda bisa awet dan indah?
Leo dan Felice adalah pasangan yang
sangat disukai dan didukung oleh semua orang yang mengenal mereka. Jadi ketika
Leo ditugaskan perusahaannya untuk memimpin cabang di kota lain selama satu
tahun penuh, orang-orang turut cemas dan memberi banyak wejangan agar hubungan
mereka berdua tidak terancam.
“Tenang
saja,” ucap Felice, “Jarak tidak akan bisa merusak cinta sejati!” lanjutnya
sambil dipeluk sang kekasih dari belakang pada saat kantor Leo merayakan malam
pesta perpindahan. Dua puluh orang yang hadir bertepuk tangan sambil terharu.
Dua belas minggu kemudian Felice selingkuh. Dua bulan setelah itu mereka resmi
tak lagi bersatu.
Berikut ini
saya share detil tiga buah virus yang jauh lebih berbahaya daripada jarak yang
memisahkan!
KEMALASAN
Setiap hubungan cinta, kuncinya adalah di Hubungan-nya bukan
di Cinta-nya. Artinya api cinta hanya bisa terus berkobar jika kedua belah
pihak secara rutin dan disiplin mengelola hubungan komunikasi sebaik mungkin.
Awalnya pasangan yang menjalani LDR pasti sangat bersemangat saling mengabari
satu sama lain tentang hari-hari mereka. Tapi sama seperti pasangan normal
lainnya yang tidak menjalani LDR, semangat itu akan memudar seiring waktu.
Merasa sibuk, merasa bisa ditunda, dan merasa
seharusnya-pasangan-bisa-ngertiin-tanpa-diberitahu adalah beberapa bentuk
kemalasan yang akan mematikan hubungan.
Rasa malas
dalam hubungan jarak jauh terjadi karena komunikasi hanya bisa dilakukan via
telepon dan online messengers yang sangat membatasi kenikmatan emosional
dibanding interaksi dalam pertemuan langsung. Terus-menerus memindahkan isi
kepala dan perasaan ke dalam bentuk teks itu adalah usaha yang melelahkan,
apalagi jika pasangan juga agak lemot memahami maksud Anda. Telepon atau video
chat pun tidak bisa menutupi fakta hilangnya kontak fisik antara Anda dan dia.
Alhasil, menurunnya kenikmatan emosional itu menurunkan niat untuk
berkomunikasi.
Bagaimana mengatasinya? Pasangan LDR wajib saling
memaksakan diri sendiri (bukannya memaksa pasangan!) untuk rajin komunikasi
tanpa bergantung pada mood semenjak awal hubungan. Saya menyarankan setiap
pasangan LDR menentukan sendiri jumlah durasi komunikasi yang harus dipenuhi
setiap minggunya. Jadwalnya bisa fleksibel diubah-ubah, namun durasinya tidak
boleh dikurangi atas alasan apapun. Sedikit saja malas, besok-besoknya
kemalasan itu akan meningkat makin parah.
KETIDAKTERLIBATAN
Salah satu kunci kelanggengan hubungan adalah kedua belah
pihak merasa terlibat bagai satu tim yang bekerjasama menghasilkan sesuatu. Masalahnya
adalah semakin lama usia LDR, semakin Anda dan pasangan seolah berjalan
memiliki dunianya masing-masing. Anda asyik dengan teman-teman Anda di sini,
pasangan juga sibuk dengan kegiatannya di sana. Kalaupun salah satu pihak ingin
membantu kesibukan pihak lainnya, itu hanya bisa dilakukan dengan sekedar
menemani sambil video chat. Tidak ada bantuan nyata selain ucapan verbal yang
akan sering diulang itu-itu saja. Ketidakterlibatan ini perlahan-lahan
mengubah siklus growing together jadi siklus growing apart yang mengerikan.
Siklus
dimulai ketika salah satu pihak merasa tidak dipedulikan atau ditinggalkan oleh
pihak satunya lagi, biasanya dengan ucapan, “Kamu berubah!” Keadaan jadi makin
parah jika pihak yang dituduh ‘cuek’ dan ‘sibuk sendiri’ tidak merasa demikian
ataupun memiliki segudang alasan. Obrolan telpon dan online messenger yang dulu
penuh candaan mesra kini jadi rutin dibumbui nada-nada kekecewaaan dan
ketidakpuasan. Salah satu pihak malas meladeni obrolan keluhan yang
begitu-begitu terus, pihak yang didiamkan merasa makin emosi tidak dipedulikan,
pihak yang mendiamkan pun memuncak emosinya sehingga benar-benar memutuskan
keterlibatan ataupun informasi apapun, pihak yang didiamkan menuduh
ketidakseriusan, dst sampai hubungan hancur total.
Bagaimana mengatasinya? Sejak awal LDR, cari
sebanyak-banyaknya cara agar pasangan Anda bisa terhubung dengan kegiatan dan
komunitas Anda. Teman-teman Anda perlu menjadi teman-temannya dan demikian
juga sebaliknya. Satu ide kreatif yang sangat saya sarankan untuk pasangan LDR
adalah melakukan kegiatan Jauh Tapi Bareng, misal nonton film yang sama di
bioskop masing-masing tapi bareng jamnya, atau makan siang di resto yang sama
dan bareng sambil ngobrol, atau masak menu yang sama bareng, dsb. Dunia
kalian boleh berjauhan dan berbeda, tapi harus tetap ada jembatannya agar
cintanya terjaga!
KEHANGATAN LOKAL
Virus ketiga
yang menghancurkan LDR adalah lawan jenis yang memberikan kehangatan lokal
baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Kehangatan artinya ada perhatian,
bantuan nyata alias keterlibatan, serta interaksi fisik yang konstan; lokal
artinya berada di tempat/komunitas yang sama dengan Anda; sengaja artinya si
dia melakukan itu karena tertarik pada Anda, tidak sengaja artinya si dia tidak
bermaksud mendekati Anda. Sumber-sumber kehangatan lokal bukan berarti
perselingkuhan, melainkan cuma bibit-bibitnya saja. Mereka cepat atau lambat
akan muncul dalam setiap LDR, tergantung seberapa parah tingkat kemalasan dan
ketidakterlibatan dalam hubungan kalian.
LDR adalah
hubungan yang (men)dingin karena disunat dari kontak fisik dengan pasangan,
jadi sedikit saja pujian atau sentuhan dari lawan jenis lain bisa memicu api
yang tidak seharusnya; itu sebabnya virus ini saya namakan Kehangatan Lokal.
Tidak peduli seberapa sejati cinta kalian, atau seberapa serius siap menikah
kalian, atau seberapa jodoh shio dan zodiak kalian, apapun bisa berubah jika
sudah ada Kehangatan Lokal. Rutin interaksi dengan lawan jenis lain ditambah
sentuhan-sentuhan bersahabat ringan akan segera membangkitkan selera tubuh dan
hati. Memang demikianlah biologi dan psikologi manusia, bukan karena tidak
setia dsb.
Bagaimana mengatasinya? Karena Kehangatan Lokal pasti akan
muncul, alias tidak bisa dihindari, pasangan LDR perlu terbuka bercerita sedang
dekat lawan jenis yang mana saja. Anda jelas tidak boleh melarang pasangan
bergaul karena justru bisa merusak kehidupannya. Biasakan saling terbuka
secara otomatis menceritakan tanpa diminta. Pastikan Anda tidak jadi sensi
emosi jika pasangan bercerita tentang lawan-lawan jenis yang sedang dekat
dengannya. Hal berikutnya adalah masing-masing perlu bersedia membatasi
tingkat keakraban dengan lawan jenis lainnya. Punya teman lawan jenis yang
jumlahnya banyak dan bergantian justru bagus; yang tidak bagus adalah cuma
punya satu dua saja karena itulah yang berpotensi meningkat durasi dan
kehangatannya.
Saya
memberi panduan yang lebih detil step by step tentang mengatasi ketiga virus
tersebut. Saya setuju dengan Felice dan Leo bahwa jarak tidak bisa merusak
cinta sejati. Tapi hubungan mereka berantakan karena buta terhadap tiga virus
yang lebih berbahaya daripada keterpisahan jarak. Anda kini tidak buta lagi.
Anda sudah mengetahui langkah-langkah pertamanya, tinggal dilakukan saja.
Salam
revolusi cinta!
Source : kelascinta.com
0 comments:
Post a Comment